Solid Gold Berjangka Semarang | Harga emas berhasil mempertahankan reli enam hari yang membawa logam mulia ini ke rekor tertinggi baru pada Selasa (3/9).
Dorongan datang dari ekspektasi pemangkasan suku bunga AS yang meningkatkan daya tarik emas, serta meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven setelah aksi jual di pasar saham dan obligasi.
Harga emas spot bertahan di sekitar US$3.530 per ons troy, setelah sempat naik hingga 1,8% ke puncak baru US$3.540,04. Permintaan terhadap emas makin kencang seiring sentimen “risk-off” di pasar global, dipicu kekhawatiran atas arah kebijakan The Fed dan masalah defisit anggaran di negara-negara maju yang menekan saham dan obligasi jangka panjang.
Tahun ini, emas sudah naik lebih dari sepertiga, menjadikannya salah satu komoditas dengan performa terbaik. Reli terbaru didorong sinyal dari Ketua The Fed Jerome Powell yang membuka peluang pemangkasan suku bunga bulan ini, sementara data tenaga kerja AS pada Jumat mendatang bisa memperkuat alasan untuk pelonggaran kebijakan.
Tak hanya emas, perak juga mencatat kinerja lebih gila, dengan kenaikan sekitar 40% sejak awal tahun, bahkan menembus US$40 per ons untuk pertama kalinya sejak 2011. Permintaan didukung perannya di sektor energi bersih, termasuk panel surya, di tengah defisit pasokan global yang sudah berlangsung lima tahun berturut-turut. Namun, situasi makin rumit setelah serangan politik Trump terhadap The Fed memunculkan keraguan soal independensi bank sentral.
Pasar kini menanti putusan penting soal legalitas pemecatan Gubernur Fed Lisa Cook, serta siapa pengganti Jerome Powell saat masa jabatannya berakhir Mei mendatang. Ketidakpastian tambahan datang dari upaya Trump yang mendorong Mahkamah Agung mempercepat sidang banding terkait tarif impor, yang bisa memicu gejolak baru di perekonomian.(yds)
Sumber: Newsmaker.id